Skip to main content

SMS vs MMS

MMS adalah singkatan dari Multimedia Messaging Service. MMS ini sebenarnya adalah hasil pengembangan dari SMS (Short Messaging Service). Pada kenyataannya, MMS memang dapat digunakan sebagai pengganti SMS.

MMS merupakan inovasi kemajuan teknologi telekomunikasi saat ini. Pengiriman pesan MMS adalah salah satu dari aplikasi telekomunikasi generasi 2.5 (2,5 G) yang dirancang untuk jembatan menuju sistem telekomunikasi generasi ke tiga (3G). Pada MMS ini isi pesan sudah berbentuk multimedia. Adapun yang dimaksud dengan Multimedia di sini adalah kombinasi teks, foto, bahkan bukan tidak mungkin dalam pengembangannya animasi dan video akan dapat dikirimkan melalui MMS.

Standarisasi MMS pertama kali di deklarasikan oleh beberapa vendor telekomunikasi di Eropa yang tergabung dalam 3GPP(Third Generation Partnership Project). 3GPP di bentuk karena para pemain dalam industri telekomunikasi dunia menganggap perlu adanya suatu badan yang melakukan standarisasi produk-produk 3G(Third Generation). Standar 3GPP inilah yang dijadikan pedoman dalam pengembangan produk-produk dari vendor jaringan dan ponsel yang sudah atau akan mengarah ke 3G. Beberapa pelopor 3GPP ialah Ericsson, Nokia, Orange, Vodafone, T-mobile.

Tentu saja untuk memanfaatkan MMS ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Idealnya, syarat-syarat untuk ber MMS adalah :1. Ponsel MMS2. Jaringan yang mempunyai kemampuan MMS dan GPRS.

Keunggulan MMS

Pada saat ini SMS sangatlah populer di kalangan pemakai ponsel. Bisa kita lihat bahwa kita mengirim SMS paling sedikit 5 kali dalam sehari. Dapat kita bayangkan berapa SMS melayang di udara dalam sehari dengan banyaknya pemakai ponsel saat ini. Namun apakah kita puas dengan pengiriman pesan melalu SMS? Bagaimana jika sekarang anda dapat mengirimkan pesan dilengkapi dengan gambar dan suara ? Tentunya akan lebih menarik bukan? Pada MMS, pesan yang dikirimkan bisa berupa gabungan antara teks, suara dan gambar. Bukankah dengan demikian kita dapat mengungkapkan ekspresi lebih mudah? Hal inilah yang ditawarkan oleh MMS.

Jika dibandingkan dengan SMS, maka kelebihan MMS adalah sebagai berikut :

  1. Pesan yang dikirim dapat berupa teks, foto, grafik, rekaman percakapan bahkan animasi. Tidak tertutup pula kemungkinan MMS dikembangkan untuk mengirimkan video.
  2. Dalam MMS kita dapat mengirimkan pesan berupa teks, sama seperti SMS. Akan tetapi, jika SMS diukur berdasarkan jumlah karakter, atau setara dengan 160 karakter per pengiriman, maka MMS diukur dari besarnya data yang dikirim. Untuk layanan proXL MMS, tarif dihitung per 50 Kb.
  3. Emosi dapat lebih mudah diekspresikan dengan MMS. Kita dapat menggunakan foto, atau bahkan rekaman suara kita untuk mengekspresikan perasaan.
Contoh Aplikasi MMS

Karena kelebihan MMS diatas maka kita tidak harus merangkai kalimat untuk menjelaskan sesuatu hal. Tetapi penjelasan bisa saja melalui gambar. Seperti kata orang gambar dapat berarti ribuan kata. Misalnya, memberikan alamat kita pada seorang teman berikut petunjuk arahnya. Dengan MMS kita dapat memberikan gambar peta sederhana, sehingga teman tersebut dapat sampai ke rumah kita tanpa tersesat. Ternyata dengan MMS, lebih mudah bukan?

Aplikasi penggunaan MMS saat ini lainnya, misalnya :
  1. Memberi ucapan selamat ulang tahun kepada pasangan dengan memasukan photo kita, maka ekspresi kita akan akan lebih terlihat oleh pasangan kita.
  2. Berita kelahiran anak kita disertai photo bayi yang baru lahir dan tentunya photo orang tua yang berbahagia
  3. Jika berjalan di suatu tempat dan melihat barang yang menurut anda cocok untuk pasangan anda. Tetapi anda tidak yakin bahwa barang tersebut sesuai dengan seleranya. Maka MMS dapat digunakan untuk mengatasi masalah anda. Kirim saja photo barang tersebut dan kirimlah melalui MMS untuk meminta konfirmasi dari pasangan anda.
Contoh penggunaan MMS seperti di atas biasa juga di sebut metode P2P(Person to Person).P2P adalah pengiriman pesan MMS yang hanya melibatkan pengirim dan penerima yang menggunakan jasa MMS.Selain P2P dikenal pula metode C2P (Content to Person).

C2P adalah pengiriman MMS yang telah melibatkan “content provider”. Dalam hal ini content provider adalah penyedia jasa “isi” MMS. Contoh layanan yang dapat di sediakan content provider misalnya :
  1. Beragam kartu ucapan, baik ulang tahun, ucapan lekas sembuh, ucapan selamat untuk teman yang baru promosi jabatan dan lain lain
  2. Informasi terkini seperti berita demonstrasi mahasiswa bersama gambarnya, photo kemacetan jalan
  3. Informasi film lengkap dengan potongan trailer dan sinopsisnya.
Jadi anda bisa meminta misalnya layanan informasi kemacetan untuk rute yang anda lalui, lalu Content Provider akan mengirimkan photo jalan tersebut yang diambil dalam waktu yang paling dekat dengan waktu anda meminta info tersebut. Jadi jelas dengan C2P nilai komersial MMS dapat lebih tinggi. Tentu saja untuk layanan tersebut anda harus membeli ekstra.

Kendala MMS

Anda tentu sudah melihat segala kelebihan MMS yang diulas diatas. Lalu mengapa MMS tampaknya tidak terlalu popular? Setidaknya belum dapat menyaingi popularitas SMS?Ada beberapa permasalahan yang menghambat popularitas MMS di kalangan pengguna ponsel. Masalah tersebut antara lain :

  1. Ponsel MMS belum cukup banyak
  2. Harga MMS yang relatif masih tinggi
  3. Jaringan MMS maupun GPRS yang belum menjangkau seluruh daerah di Indonesia.
  4. Belum berjalannya MMS lintas operator di Indonesia masih belum jalan
Bila melihat kebelakang sewaktu SMS diluncurkan, ponsel yang tersedia hampir seluruhnya mempunyai fasilitas SMS. Sehingga fasilitas tersebut dapat langsung di gunakan oleh masyarakat. Sedangkan pada saat MMS diluncurkan hanya segelintir ponsel yang memiliki kemampuan MMS. Namun saat ini sudah banyak ponsel yang berkemampuan MMS. Bahkan sudah banyak yang dijual dengan harga dibawah 1,5 juta rupiah, cukup terjangkau bukan ?

Walaupun ponsel MMS belum cukup banyak, tetapi MMS tidak saja bisa diakses dari ponsel yang MMS capable. Tetapi bila pesan MMS diterima oleh pengguna yang tidak mempunyai fasilitas MMS, maka pengguna tersebut dapat melihat pesan MMS nya melalui WAP site maupun WEB site. WAP site dan WEB site untuk mengambil pesan MMS ini biasanya disediakan oleh operator yang menyediakan layanan MMS.

Harga yang relatif tinggi pada MMS jika dibandingkan dengan SMS memang membuat orang berpikir untuk mempergunakan MMS. Tetapi, jangan khawatir, harga MMS akan berangsur-angsur menurun sejalan dengan bertambah banyaknya pemakai MMS dan aplikasi yang tersedia untuk MMS.

Kemampuan MMS dan GPRS saat ini memang masih belum menjangkau seluruh daerah di Indonesia. Tetapi, operator selular saat ini sedang berusaha untuk menambah kapasitas jaringannya agar dapat menjangkau seluruh daerah di Indonesia.

SMS mulai meroket ketika SMS lintas operator mulai diaktifkan. Begitupun MMS, saat ini masing masing operator yang mempunyai layanan ini masih terbatas hanya untuk mengirimkan di dalam satu operator saja. Tapi jangan khawatir, MMS lintas operator mungkin akan terjadi dalam waktu dekat. Bahkan, bukan tidak mungkin pada saat tulisan ini diluncurkan MMS lintas operator sudah berjalan.

Dikutip dari : http://http//www.ericsson.com/mobilityworld/sub/countries/indonesia/article.shtml

Comments

Popular posts from this blog

Program PHP sederhana untuk menghitung simulasi kredit

Membuat Form <!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN" "http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd"> <html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml"> <head> <meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=iso-8859-1" /> <title>Untitled Document</title> <style type="text/css"> <!-- body,td,th { font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; color: #333333; } --> </style></head> <?php $harga=$_GET['harga']; $dp=$harga*0.2; ?> <body> <H2>FORM SIMULASI KREDIT </H2> <br /> <form id="form1" name="form1" method="post" action="simulasi_proses1.php"> <table width="580" border="0" cellspacing="2" cellpadding="2"> <tr> <td>Harga Kendaraan </td> ...

COMPONENT-LEVEL DESIGN

Component-level design, atau juga dikenal dengan procedural design, baru ada setelah data, arsitektur dan rancangan antarmuka dibuat terlebih dahulu. Component-level design tujuannya adalah untuk menterjemahkan model design ke bentuk software yang akan dibuat. Namun dikarenakan abstraksi model design yang sudah ada relatif tinggi sedangkan abstraksi tingkat program operasionalnya rendah, maka proses penterjemahannya ini menjadi sebuah tantangan tersendiri. Menurut Edsgar Dijkstra, dalam perlkuliahannya mengatakan [DIJ72]: “Software ini berbeda dibanding dengan produk lain, dimana aturannya adalah semakin tinggi kualitas akan berdampak pada harga. Orang yang benar-benar ingin memperoleh software yang dapat diandalkan akan percaya bahwa mereka harus bisa menemukan suatu alat/cara untuk menghindari memulai suatu sistem dengan bug, dan hasilnya adalah, proses programming menjadi lebih murah . . . programmer efektif . . . tidak boleh menghabiskan waktunya untuk memperbaiki debugg—mereka se...

Android studio contoh penerapan looping

Berikut adalah contoh penerapan looping pada android studio, program akan melakukan looping sebanyak 10 kali dan mencetak angka dari 1 sampai 11 . Buka dan edit file activity_main.xml seperti berikut: activity_main.xml xml version= "1.0" encoding= "utf-8" ?> < RelativeLayout xmlns: android = "http://schemas.android.com/apk/res/android" xmlns: app = "http://schemas.android.com/apk/res-auto" xmlns: tools = "http://schemas.android.com/tools" android :layout_width= "match_parent" android :layout_height= "match_parent" tools :context= "daniyusuf.com.contohlooping.MainActivity" > < TextView android :id= "@+id/txt_looping" android :layout_width= "match_parent" android :layout_height= "wrap_content" android :text= "Hello World!" app :layout_constraintBottom_toBottomOf= "parent" ...