Skip to main content

Zencart

Zencart adalah salah satu aplikasi toko online opensource yang banyak digunakan orang untuk menjual produk-produk mereka secara online. Berikut adalah contoh tampilan toko online menggunakan zencart.



Membuat situs internet terkesan sangat rumit bagi sebagian besar orang. Perlu waktu lama untuk bisa menguasai seluk beluknya, bahkan beberapa tahun kuliah di Fakultas Teknik Informatika pun terkadang waktunya tidak cukup untuk menguasai hal-hal rumit dalam bahasa pemrograman website.

Hal inilah yang menutup mata banyak orang untuk tidak terjun di bidang ini. Kesan ini seolah menjadi benteng penutup pandangan seseorang akan kemudahan dan tidak berusaha untuk “mendekati” disiplin ilmu ini, apalagi sampai menekuninya. Inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian besar teknisi dan programmer website memasang tarif sangat tinggi untuk membuat sebuah website. Semua hal itu menjadi dasar pertimbangan para perancang dan programmer relawan Zen-Cart dalam membuat sebuah Open Source Shopping Cart yang user friendly, dan tidak membutuhkan skill pemrograman sedikit pun untuk memahami struktur bahasa pemrograman dan mekanisme kerjanya.

Banyak shopping cart yang tidak gratis, tetapi memiliki fasilitas terbatas dan struktur bahasa pemrograman yang hanya dipahami oleh si empunya program. Pelanggan tidak memiliki kuasa sedikit pun untuk mengenali lebih jauh sistem dan struktur bahasa pemrograman yang digunakan pada aplikasi yang dia gunakan untuk membangun toko online. Hasilnya, dengan biaya yang tidak sedikit semua keterbatasan itu sangat mengikat dan memaksa pengguna aplikasi tersebut untuk merogoh kocek lebih dalam untuk bisa mengoperasikan toko onlinenya dengan baik dan normal. Akibatnya, keuntungan dari berbisnis online pun habis terkuras untuk membayar shopping cart komersial.

Bahkan, sebagian shopping cart gratis pun memiliki keterbatasan dan tidak user friendly dan terkesan sangat lamban dalam melakukan update programnya.

Memang diakui, cikal bakal lahirnya Zen-Cart adalah aplikasi osCommerce. Bahkan pada sebagian struktur bahasa pemrogamannya, Zen-Cart memiliki kesamaan dengan osCommerce. Akan tetapi, osCommerce membutuhkan skill khusus yang diperlukan saat melakukan instalasi online. Pada sebagian besar server, osCommerce membutuhkan configurasi khusus pada file php.ini. Sedangkan Zen-Cart, tidak membutuhkan skill teknologi informasi khusus pada saat instalasi dan pada saat pengoperasian programnya. Beda halnya bila Anda ingin memodifikasi beberapa struktur bahasa pemrogramannya, Anda memang harus memiliki skill pemrograman PHP yang memadai untuk melakukannya. Meski demikian, Anda masih bisa mempelajari struktur dan sistem pemrogramannya dengan mudah. Hanya dibutuhkan sedikit ketelitian dan kesabaran untuk bisa memahami struktur bahasa pemrograman Zen-Cart secara komprehensif.

Ada beberapa kemudahan dalam penggunaan Zen-Cart, yaitu:

  • Proses instalasi yang mudah
  • Klasifikasi pelanggan/customer
  • Kategorisasi produk tidak terbatas
  • Bisa melakukan beberapa program promosi dan diskon harga
  • Pola display produk yang bekerja secara otomatis menampilkan produk yang beragam
  • Template website yang diprogram dengan bahasa pemrograman XHTML
  • Pembuatan halaman tambahan yang tidak terbatas
  • Sistem kontrol untuk beberapa banner yang bisa dilakukan sekaligus
  • Opsi pola pengiriman order pelanggan yang bisa dibuat beragam
  • Opsi pola pembayaran juga beragam
  • Pengelola surat promosi (newsletters)
  • Kupon diskon
  • Voucer belanja
  • Pola pemberian diskon berdasarkan quantity (jumlah) order
  • Pengelola produk-produk unggulan

Dengan semua keunggulan ini, dijamin bahwa Zen-Cart adalah jawaban untuk semua kebutuhan para e-preneurs (pengusaha online) untuk membuat merchant untuk display katalog produk mereka.

Comments

Popular posts from this blog

Program PHP sederhana untuk menghitung simulasi kredit

Membuat Form <!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN" "http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd"> <html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml"> <head> <meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=iso-8859-1" /> <title>Untitled Document</title> <style type="text/css"> <!-- body,td,th { font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; color: #333333; } --> </style></head> <?php $harga=$_GET['harga']; $dp=$harga*0.2; ?> <body> <H2>FORM SIMULASI KREDIT </H2> <br /> <form id="form1" name="form1" method="post" action="simulasi_proses1.php"> <table width="580" border="0" cellspacing="2" cellpadding="2"> <tr> <td>Harga Kendaraan </td>

Android studio contoh penerapan looping

Berikut adalah contoh penerapan looping pada android studio, program akan melakukan looping sebanyak 10 kali dan mencetak angka dari 1 sampai 11 . Buka dan edit file activity_main.xml seperti berikut: activity_main.xml xml version= "1.0" encoding= "utf-8" ?> < RelativeLayout xmlns: android = "http://schemas.android.com/apk/res/android" xmlns: app = "http://schemas.android.com/apk/res-auto" xmlns: tools = "http://schemas.android.com/tools" android :layout_width= "match_parent" android :layout_height= "match_parent" tools :context= "daniyusuf.com.contohlooping.MainActivity" > < TextView android :id= "@+id/txt_looping" android :layout_width= "match_parent" android :layout_height= "wrap_content" android :text= "Hello World!" app :layout_constraintBottom_toBottomOf= "parent"

COMPONENT-LEVEL DESIGN

Component-level design, atau juga dikenal dengan procedural design, baru ada setelah data, arsitektur dan rancangan antarmuka dibuat terlebih dahulu. Component-level design tujuannya adalah untuk menterjemahkan model design ke bentuk software yang akan dibuat. Namun dikarenakan abstraksi model design yang sudah ada relatif tinggi sedangkan abstraksi tingkat program operasionalnya rendah, maka proses penterjemahannya ini menjadi sebuah tantangan tersendiri. Menurut Edsgar Dijkstra, dalam perlkuliahannya mengatakan [DIJ72]: “Software ini berbeda dibanding dengan produk lain, dimana aturannya adalah semakin tinggi kualitas akan berdampak pada harga. Orang yang benar-benar ingin memperoleh software yang dapat diandalkan akan percaya bahwa mereka harus bisa menemukan suatu alat/cara untuk menghindari memulai suatu sistem dengan bug, dan hasilnya adalah, proses programming menjadi lebih murah . . . programmer efektif . . . tidak boleh menghabiskan waktunya untuk memperbaiki debugg—mereka se